‘Pasar’ sebuah kata yang tak asing
di telinga, hampir setiap hari kita dengar, bahkan
kita pun sering menyebut kata ini. Ya, berinteraksi dengan pasar adalah hal mutlaq yang hampir
setiap hari kita lakukan, banyak hal dilakukan di sana. Maka alangkah baiknya, pada kesempatan kali ini kita bersama mempelajari hal-hal yang bersinggungan
dengan pasar, tentunya dalam koridor ruang lingkup agama islam. Selamat
membaca.
APA ITU PASAR ?
Dalam istilah kalangan
ahli ilmu pasar adalah :
اِسْمٌ لِكُلِّ مَكاَنٍ وَقَعَ فِيْهِ التَّبَايُعُ بَيْنَ مَنْ يَتَعَاطَى الْبَيْعَ وَالشِّرَاء
‘Nama
untuk semua tempat yang di dalamnya terjadi interaksi jual beli, antara penjual
dan pembeli’ [fathul bari 5/246]
Syeikh
Samir madzhar berkata :
هَوَ الْمَكَانُ الْذِيْ تُسَاقُ إِلَيْهِ السِّلْعُ وَماَ شاَبَهَهاَ حَيْثُ يَجْتَمِعُ الْباَئِعُوْنَ وَالْمُبْتَاعُوْنَ (الْمُشْتَرُوْنَ) فِيْهِ، فَيَتَباَدَلُوْنَ السِّلْعَ بِالسِّلْعِ أَوْ السِّلْعَ بِالنُّقُوْدِ ، عَاجِلاً أَوْ آجِلاً بِأَشْكاَلٍ وَوَسَائِلِ دَفْعٍ حَسْبَ ماَ يَقْتَضِيْهِ الْحَالُ
Pasar adalah
tempat dikumpulkannya barang dagangan dan yang semisalnya, yang mana di sana berkumpul
penjual dan pembeli. Mereka saling bertukar barang dengan barang atau barang
dengan uang, tunai maupun kredit atau dengan alat pembayaran yang sesuai dengan
kebutuhan. [mafhum assuuq fi al fiqh al islamy]
BOLEHNYA BERAKTIFITAS DI
PASAR
Manusia tidak lepas dari
aktivitas perniagaan untuk menyambung hidup dan mencari nafkah. Tempat paling
sering dikunjungi orang untuk melaksanakannya adalah pasar. Agama islam
membolehkan umatnya untuk beraktifitas di pasar sebagaimana firman Alloh :
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
“Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul ini memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang
malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia” [QS. Al Furqon : 7]
Ayat ini menunjukkan
bahwa Nabi kita juga berinteraksi keluar masuk pasar oleh karena iatu Imam Qurtubi
berkata dalam tafsirnya:
دُخُوْلُ الأَسْوَاقِ مُباَحٌ لِلتِّجَارَة وَطَلَبِ الْمَعَاشِ
“ Masuk ke dalam pasar-pasar
untuk berdagang dan mencari nafkah hukumnya boleh “ [tafsir Qurtuby]
Bahkan hal ini juga
dilakukan oleh para Rosul sebelum Nabi kita. Alloh berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka memakan
makanan dan berjalan di pasar-pasar.Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan
bagi yang lain. Sanggupkah kalian bersabar. Dan Rabbmu Maha Melihat.”[QS. Al Furqon : 20]
BEBERAPA SISI GELAP PASAR
a. Tempat yang paling dimurkai Alloh
Kendati
diperbolehkan beraktifitas di dalam pasar, namun perlu diingat bahwa ‘pasar’
adalah tempat yang paling dimurkai oleh Alloh ta’ala. Hal ini sebagaimana
ditegaskan oleh Nabi dalam sabda beliau :
أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
“Tempat yang paling Alloh cintai adalah
masjid-masjid dan tempat yang paling Alloh murkai adalah pasar-pasar.”[HR. Muslim no. 671]
Mengapa demikian Imam
nawawi menerangkan:
لِأَنَّهاَ مَحَلُّ الْغِشِّ ، وَالْخِدَاعِ ، وَالرِّبَا ، وَالأَيْمَانِ
الْكَاذِبَةِ
،
وَإِخْلاَفِ
الْوَعْدِ
،
وَالْإِعْرَاضِ
عَنْ
ذِكْرِ
اللهِ
،
وَغَيْرِ
ذَلِكَ
مِمَّا
فِيْ
مَعْنَاهُ
“ (hal tersebut) karena
pasar adalah tempat penipuan, kecurangan, Riba, sumpah palsu, menginkari janji,
memalingkan dari mengingat Alloh dan hal lainnya yang semakna.”
[Syarah Shohih Muslim]
b.
Tempat yang melalaikan
Tak dapat
dipungkiri, pasar adalah tempat paling melalaikan dari kehidupan akherat. Bila sudah
masuk pasar tak terasa waktu begitu cepat bergulir. Kita tidak ingat lagi
kalimat apa saja yang telah keluar dari lisan kita ? Kemana pandangan mata kita
? Kemanakah ia memandang ? Halal atau harom ? jika datang waktu sholat apa yang
kita lakukan ? segerakah menjawab seruan Alloh ?! atau masih sibuk melayani calon
pembeli yang nota-bene belum tentu jadi membeli .... ?! Tak heran bila Alloh
mengharomkan jual beli ketika adzan jum’at dikumandangkan. Ia ta’ala berfirman
:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاَةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.” [(QS. Al Jumu’ah : 9]
c.
Tempat berkumpulnya dosa
Bermacam dosa
dapat kita temukan dengan mudah di pasar. Mulai dari berdusta, sumpah palsu, mengurangi
timbangan, mengumbar aurot, ikhtilat, riba, dholim dan masih banyak lainnya.
Tidak heran ketika Abdulloh bin mas’ud melihat pasar beliau meminta
perlindungan kepada Alloh dari kejelekannya. Tatkala melewati pasar beliau
berdo’a :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلَهاَ
“ Ya Alloh ! aku memohon kepadamu kebaikannya dan
kebaikan penghuninya, dan aku berlindung kepadamu dari kejekannya dan kejelekan
penghuninya.” [I’tiqodu ahli assunnah 3/231]
AGAR SUKSES DI PASAR
Mengingat betapa
berbahayanya pasar untuk akherat kita. Maka kita harus mengetahui apasajakah yang harus kita lakukan ketika hendak atau tatkala
sedang berinteraksi dengan pasar ? Diantaranya adalah dengan
a.
Tetap bertakwa kepada Alloh
Taqwa adalah
bekal mutlaq kesuksesan hamba dunia akherat, tak terkecuali tatkala di dalam
pasar, karena taqwa hukumnya wajib dalam setiap keadaan dimanapun juga,
sebagaimana sabda Beliau :
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada,
iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik .”
[Shohih al
Jami’ no. 97]
b.
Berdo’a ketika hendak masuk pasar
Salah satunya
dengan do’a :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،
“Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali
Alloh, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah segala kerajaan, bagi-Nyalah segala
pujian, Dzat yang maha menghidupkan dan mematikan, Ia adalah Dzat yang Maha
Hidup tidak pernah mati, di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia mampu
melaksanakan segala sesuatu” [HR. Tirmidzi no. 3428]
c.
Jangan kurangi takaran dan timbangan
Alloh berfirman :
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ () الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ () وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi.” (QS. Al Muthaffifin : 1-3)
d.
Jangan menjadi orang yang pertama kali masuk pasar terakir kali keluar
darinya
Salman al Farisi
berkata :
لاَ تَكُونَنَّ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَوَّلَ مَنْ يَدْخُلُ السُّوقَ وَلاَ آخِرَ مَنْ يَخْرُجُ مِنْهَا فَإِنَّهَا مَعْرَكَةُ الشَّيْطَانِ وَبِهَا يَنْصِبُ رَايَتَهُ
“Janganlah kalian
menjadikan tempat pertama yang dimasuki adalah pasar, jangan pula tempat
terakhir untuk keluar karena pasar adalah markasnya setan dan di sana ia
tancapkan benderanya.” [HR. Muslim no.
2451]
e.
Tetap jujur
Jujur memang
mudah kita ucapkan namun sangat sulit diaplikasikan, terlebih di suatu tempat
yang bernama pasar. Suatu tempat yang kebanyakan penghuninya sudah ditinggal
pergi oleh sifat ini. Namun bagaimana juga, jujur adalah harga mati bila kita
ingin selamat dunia akherat. Bahkan bila kita konsisten, diharapkan kita bisa
masuk surga dengan sebab sifat yang satu ini. Nabi bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Wajib atas kalian senantiasa berlaku jujur, karena
sesungguhnya kejujuran akan megantarkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya
kebaikan akan mengantarkan pada surga. Tidaklah seseorang senantiasa berlaku
jujur dan berusaha untuk jujur, melainkan ia akan dicatat di sisi Allah sebagai
orang yang jujur. Dan hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena
sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan, dan kejahatan akan
mengantarkan pada neraka. Tiadaklah seseorang suka berdusta dan berupaya untuk
berdusta, melainkan ia akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” [HR. Muslim no. 2607]
f.
Ucapkan salam
Ibnu umar pernah
berkata :
إِنِّيْ كُنْتُ لَأَخْرُجُ إِلَى السُّوْقِ وَماَ لِيْ حَاجَةٌ إِلاَّ أَنْ أُسَلِّمَ ويُسَلَّمَ عَلَيَّ
“ Sesungguhnya aku keluar kepasar tak memiliki keperluan lain kecuali agar
aku bisa mengucapkan salam dan diberi salam.” [Musonnaf ibnu Abi
Syaibah 6/141 –syamilah-]
PENUTUP
Semoga dengan bahasan ringan yang masih jauh dari sempurna ini,
kita mendapatkan secercah ilmu yang bermanfaat yang akan menuntun kita kepada
jalan-Nya yang lurus –Allohu a’lam bisshowab –
030513 ibnu Ram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar