MENJEMPUT REZEKI
Termasuk
kesempurnaan Allah adalah luasnya rahmat-Nya kepada seluruh makhluknya serta
Maha kayanya Ia, hal ini terbukti dengan diberikannya jatah rezeki
masing-masing individu makhluk Allah di dunia ini. Tidak ada satu makhluk-Nya
pun yang tidak Ia berikan rizkinya, bahkan hewan sekalipun. Allah berfirman,
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang
nyata (Lauh mahfuzh).” [QS.
Hud: 6]
Oleh karena itu islam begitu ketat mengatur
tata cara mencari rizki atau lebih tepatnya menjemput rizki. Maka sajian singkat
berikut akan dibahas beberapa hal yang harus kita ketahui tatkala menjemput
rizki, selamat menuntut ilmu.
ALLAH
SATU-SATUNYA SANG PEMBERI RIZKI [1]
Di antara
nama-nama Allah adalah “Ar Rozzaq” dan “ Ar Rooziq”. Nama “Ar Rozzaq” terdapat
dalam firman Allah,
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang
mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” [QS. Adz Dzariyat:58]
Sedangkan nama “
Ar Rooziq” diantaranya terdapat dalam firman-Nya,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ
مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقاً حَسَناً وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah,
kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada
mereka rezki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi
rezki.” [QS. Al Hajj: 58]
Dari kedua nama Allah
di atas Ar Rozzaq dan Ar Rooziq terkandung didalamnya sifat rezeki. Jadi Allah
adalah satu-satunya pemberi rezeki. Dan rezeki Allah kepada hamba-Nya ada dua macam :
1. Rezeki yang bersifat
umum
Yaitu Rezeki yang
Allah berikan kepada setiap makhluknya, baik yang muslim, kafir, ta’at atau
yang maksiat. Masing-masing makhluk Allah mendapat jatah rezekinya masing-masing
sebagaimana dalam firman Allah surat Hud ayat 6 di atas.
2. Rezeki yang bersifat
kusus
Yaitu rezeki
Allah untuk hati, dengan ilmu, iman, amal sholeh dan taufik mendapatkan rezeki
yang halal sehingga membantu perbaikan agamanya, sehingga pada akhirnya Allah
masukkan ia kedalam surga-Nya. Allah berfirman,
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللهُ
لَهُ رِزْقًا
“Dan barangsiapa
beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan
memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki
yang baik kepadanya.” [QS. Ath Tholaq: 11]
REZEKI SUDAH
DITENTUKAN
Tahukah anda
sebelum anda lahir kedunia jatah rezeki anda telah ditentukan Allah, dari
Sahabat Ibnu Mas’ud Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ
يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً
مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ
بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ
سَعِيْدٌ
"Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk (cairan) nuthfah,
kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi
mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus
kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis
empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau
bahagianya.” [2]
PERINTAH
MENJEMPUT RIZKI ALLAH
Kendatipun rezeki telah ditetapkan semenjak manusia berada di alam kandungan, namun Allah
tidak menjelaskan secara detail. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui
rezeki yang akan ia peroleh pada setiap hari dalam
hidupnya, sebagaimana firman Allah:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
"Dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diperolehnya besok". [QS. Luqman :
34]
Oleh karena itu
kewajiban kita adalah menjemput rezeki Allah tersebut dan
tidak hanya berpangku tangan, hal ini sebagaimana firman, Allah,
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا
مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung". [QS. Al Jumu’ah : 10]
REZEKI HARUS
HALAL
Kita hidup pada
zaman dimana banyak orang tidak lagi peduli mana yang halal mana yang harom,
hal ini sebagaimana riwayat dari Abu Huroiroh, Nabi –shallallahu ‘alaihi
wasallam- bersabda,
لَيَأْتِيَنَّ
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ
حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman di
mana seseorang tidak peduli harta yang dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” [3]
Padahal syareat
kita memerintahkan umatnya untuk mengais rezeki yang halal. Allah berfirman,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai manusia ! Makanlah
yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaithan; karena sesungguhnya syaithan adalah musuh
yang nyata bagimu.” [QS. Al Baqoroh : 168]
AKIBAT REZEKI
YANG TIDAK HALAL
a.
Terhalangi masuk surga. Dari Abu
Bakr Ash-Shiddiq, dari Nabi, beliau bersabda:
لاَ
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ مِنْ حَرَامٍ
b.
Menghalangi terkabulnya do’a. Abu Hurairoh meriwayatkan,
ثُمَّ
ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Kemudian
Nabi menceritakan seorang laki-laki yang bepergian jauh, rambutnya kusut
pakaiannya berdebu, ia angkat tangannya kelangit, memohon Wahai Robku ! Wahai
Robku (berdo’a kepada Allah). Akan tetapi makanan, minuman, pakaian dan makanan
yang masuk ke tubuhnya harom. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan
(Allah).” [5]
c.
Neraka menunggu untuk membakarnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepada Sahabat Ka’ab bin ‘Ujroh,
يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ
مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya
tidaklah tumbuh setiap daging yang diberi asupan makanan yang haram melainkan
nerakalah yang berhak membakarnya.” [6]
PRIORITASKAN
REZEKI AKHERAT
Di era sekarang
manusia cenderung terbalik. Mereka memprioritaskan rezeki untuk dunia mereka
dan menomerduakan akherat bahkan mungkin lupa dengan akherat tatkala mengais
rezeki duniawi. Padahal yang benar kita harus memprioritaskan akherat, adapun
dunia, kita diperintahkan hanya sekedar tidak lupa dengannya. Allah berfirman,
وَابْتَغِ
فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا
“Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari duniawi.” [QS. Al Qoshos : 77]
KUNCI-KUNCI
REZEKI
Maksudnya adalah
hal-hal yang dengannya Allah akan memudahkan rezeki kita, diantaranya yaitu,
a.
Takwa (Menjalankan Perintah Allah dan Menjauhi
Larangan-Nya). Allah berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar (solusi)—Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangkanya. [QS. Ath Thalaq: 2-3]
Sehingga, secara umum taqwa adalah salah satu pintu rezeki, sebaliknya
maksiat adalah salah satu sebab terhalangnya rezeki
b.
Tawakkal kepada Allah. Rasulullah shallalllahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلىَ اللّهِ حَقَّ
تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
“Kalau
sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, tentu kamu
akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, berangkat pagi dalam
keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang.” [7]
c.
Menyambung Tali Silaturrahim. Rasulullah
shallalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ
لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa
yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali
silaturrahim.” [8]
d.
Berinfak. Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda:
قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Allah berfirman, “Berinfaklah wahai anak
Adam! Niscaya Aku akan berinfak kepadamu.” [9]
e.
Bersyukur Terhadap Nikmat Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ
وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“.[QS. Ibrahim: 7]
Bersyukur kepada Allah adalah dengan mengakui dengan
hati nikmat tersebut berasal dari-Nya, lalu lisan memuji-Nya dan menggunakan
nikmat tersebut pada jalan ketaatan kepada-Nya.
PENUTUP
Demikianlah
penjelasan ringkas tentang hal-hal yang berkaitan dengan rezeki Allah yang
diberikan kepada kita. Sekali lagi kewajiban kita hanya berusaha menjemputnya,
adapun berapa yang kita dapatkan adalah hak prerogatif Allah ta’ala. Maka
jangan takut tidak mendapatkan rezeki Allah, dalam pribahasa arab dikatakan,
إِذَا
لَمْ تَعْرِفْ عُنْوَانَ رِزْقِكَ فَلاَ تَخَفْ ! فَإِنَّ رِزْقَكَ يَعْرِفُ عُنْوَانَكَ
“Jika anda tidak
mengetahui di mana rezekimu, jangan takut ! Karena rezekimu tahu dimana kamu
berada.”
Allahu A’lam
bisshowwab
Ibnu ram 080515
Tidak ada komentar:
Posting Komentar