Alhamdulillahi robbil
‘alamin wassolatu wassalam ‘ala asyrofil mursalin nabiyyina mukhammad, waba’du
Suatu ketika :
سُئِلَ الشّبلِيّ : أَيُّهُمَا
أَفْضَلُ رَجَب أَوْ شَعْباَن؟ فَقَالَ: كُنْ رَبَّانِياًّ، وَلاَ تَكُنْ شَعْباَنِياًّ
وَلاَ رَجَبِياًّ
Asy Syibliy pernah
ditanya, ”Bulan manakah yang lebih utama, Rajab ataukah Sya’ban?”
Beliau pun menjawab, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin jangan pula Rojabiyyin.”(Lathoif Al Ma’arif, hal. 392).Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy yang rajin ibadah di setiap bulan sepanjang tahun dan bukan hanya di bulan Sya’ban atau Rojab saja. Oleh karena itu kita juga jangan beribadah pada bulan Ramadhan saja, namun harus kita kontinyukan sampai akhir hayat kita, ingat firman Alloh :
Beliau pun menjawab, ”Jadilah Rabbaniyyin dan janganlah menjadi Sya’baniyyin jangan pula Rojabiyyin.”(Lathoif Al Ma’arif, hal. 392).Maksudnya adalah jadilah hamba Rabbaniy yang rajin ibadah di setiap bulan sepanjang tahun dan bukan hanya di bulan Sya’ban atau Rojab saja. Oleh karena itu kita juga jangan beribadah pada bulan Ramadhan saja, namun harus kita kontinyukan sampai akhir hayat kita, ingat firman Alloh :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (QS.
Al Hijr: 99)
Maka pada kesempatan kali ini kita akan sedikit memberikan
beberapa contoh amalan-amalan yang harus kita perhatikan setelah ramadhan
Sholat wajib lima waktu
Dalam hadits qutsi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ وَعَهِدْتُ عِنْدِى عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلاَ عَهْدَ لَهُ عِنْدِى
“Allah ‘azza wa jalla berfirman,
‘Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa
barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam
surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji
padanya.’ (HR. Ibnu Majah no. 1160. Dihasankan Al Albani dalam asshohihah no : 4033)
Nabi juga bersabda :
الْعَهْدُ
الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian
antara kami (muslim) dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia kafir.” (HR. An
Nasai no. 463 dan dihasankan Albani)
Menjaga shalat jama’ah
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
وَأَمَّا الجَمَاعَةُ فَلاَ اُرَخِّصُ فِي تَرْكِهَا إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ
“Adapun shalat
jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya
kecuali bila ada udzur.”(Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 107)
Apalagi sholat berjama’ah
lebih afdhol dari sholat sendiriansebesar 27 derajat, sebagaimana sabada nabi :
صَلاَةُ الْجَمَاعَة أفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat
jama’ah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.”(HR. Muslim no. 650)
Puasa Sunnah 6 Hari Bulan
Syawal
Rosululloh bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya
dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan
pahala) seperti puasa setahun penuh.”(HR. Muslim, no : 1164)
Mengqodo’ Puasa Ramadhan
Orang yang memiliki hutang puasa ramadhan
hendaknya segera membayar hutangnya, Alloh berfirman :
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain.” (QS. Al Baqarah: 185)
Puasa Sunnah
perbanyak puasa sunnah lainnya yang bisa kita
kerjakan, seperti puasa senin kamis, puasa ayyamul bidh (puasa tanggal 13,14
dan 15 bulan qomariah), puasa daud dan lain-lain. Nabi kita pernah bersabda :
إِنَّ
فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ
الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا
دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya
di dalam Surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang
rajin berpuasa akan masuk Surga melewatinya pada hari kiamat nanti. Tidak ada
orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, ‘Manakah
orang-orang yang rajin berpuasa?’. Maka merekapun bangkit. Tidak ada yang masuk
melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk
maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya” (HR.
Bukhari, no : 1896)
Shalat Malam
Jika di bulan Ramadhan,
kita sudah terbiasa melakukan shalat malam (tarawih) atau disebut dengan sholat
tahajjud di selain bulan ramadhan, maka hendaknya rutinitas yang telah kita
kerjakan tetap kita amalkan di luar ramadhan. Jangan sampai kita termasuk orang-orang
yang nabi sabdakan kepada ‘Abdillah bin
‘Amr bin Al ‘Ash rodiallohu ‘anhu
يَا
عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ
قِيَامَ اللَّيْلِ
“Wahai
‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat
malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.” (HR. Bukhari no. 1152)
Sholat Witir
Rosululloh pernah
bersabda :
اجْعَلُوا
آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan ganjil (witir).” (HR. Bukhari no. 998)
“Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan ganjil (witir).” (HR. Bukhari no. 998)
Membaca al Qur’an
Bila kita sangat
bersemangat bertadarus al Qur’an maka jangan sampai di luar ramadhan justru
kita sama sekali tidak pernah membaca al quran. Jangan sampai kita masuk dalam
firman Alloh :
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Berkatalah
Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an itu sesuatu yang
tidak diacuhkan”.(Al- Furqan: 30)
Bersedekah
Alloh berfirman :
إِنَّ
الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً
يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersedekah baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka
pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
PENUTUP
Sebenarnya masih banyak amalan lainnya yang
bisa kita laksanakan namun yang perlu kita ingat adalah dua hal :
Sekala Prioritas
Dalam beramal sholeh kita harus mengedepankan
yang wajib dari selainnya, jangan sampai kita mengerjakan yang sunnah namun
meninggalkan yang wajib. Maka kita maksimalkan usaha agar kita di beri taufiq
untuk bisa menjalankan amal sholih baik wajib maupun sunnah. Dalam sebuah hadits qutsi Alloh berfirman :
وَمَا
تَقَرَّبَ إلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبُّ إلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَ
لاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَى أُحِبُّهُ
“Dan tidaklah
seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku
cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang
hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan Sunah hingga Aku
mencintainya. (HR. Bukhori, No : 6502)
Istiqomah Dalam Beramal
Nabi kita bersabda :
أَحَبُّ
الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ. قَالَ وَكَانَتْ
عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتِ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ
“Amalan yang
paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit.” Sang rowi berkata : ’Aisyah pun ketika melakukan suatu
amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.(HR. Muslim no. 783).
Allohu a’lam bisshowab
Diringkas dangan tambahan dari : makalah “setelah ramadhan beribadah sampai mati” oleh ust.
M. Abduh Tausikal :
http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3178-setelah-ramadhan-beribadah-sampai-mati.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar