DEVINISI LOYALITAS
Adapaun secara istilah
syar’i loyalitas bermakna : kecondongan, pembelaan, kecintaan, pemuliaan dan
penghormatan kepada orang yang dicintai. [al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al
qohtoni hal 50] Kemudian termasuk perkara yang harus kita
tanamkan pada diri kita, bahwa seorang mukmin adalah wali/penolong bagi
saudaranya yang lain. Alloh berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ
بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar,
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana”
[QS. At-Taubah : 71].
KLASIFIKASI MANUSIA DALAM
PENEMPATAN KECINTAAN DAN KEBENCIAN KARENA ALLAH
1. orang yang dicintai
secara umum. yaitu orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, ia menegakkan
sendi-sendi islam dan bangunannya, baik dari segi ilmiyah, praktek ataupun
keyakinan. Dia mengikhlaskan amalan dan perkataannya hanya untuk Alloh. Dia
tunaikan perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa yang Ia larang. Ia mencintai dan
berloyal hanya karena Alloh, benci dan memusuhi hanya karena Alloh. Dan ia
lebih mengedepankan ucapan Rosululloh dari perkataan siapa pun.
2. seorang yang
dicintai pada satu sisi dan dibenci pada sisi yang lain. Yaitu seorang
muslim yang tercampur padanya amal sholih dan kejelekan. Ia dicintai dan diberi
loyalitas berdasarkan kadar kebaikan yang bersamanya dan dibenci serta dimusuhi
berdasarkan kadar kejelekan yang bersamanya.
3. orang
yang kita benci secara umum. Yaitu orang kafir, orang musyrik, orang
murtad, orang yang mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Alloh, orang yang
mengikuti ahli bid’ah dan orang-orang yang menerjang pembatal-pembatal
keislaman
[diringkas dari perkataan syikul islam, lihat al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad
bin Sa’id al qohtoni hal 76]
LARANGAN BERLOYAL KEPADA
ORANG KAFIR
Beranjak dari klasifikasi
di atas maka tidak boleh bagi kita memberikan loyalitas secara umum kepada orang
kafir, menjadikan mereka sebagai penolong, pembela, pemimpin, atau bahkan malah
memeluk agamanya – naudzubillah min dzalik - . Allah berfirman :
لَا
يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali
(penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin” (Ali Imran: 28 )
Juga firman Alloh :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاءَ
مِنْ
دُونِ
الْمُؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.” [QS. An-Nisaa’ : 144].
AKIBAT MELANGGAR LARANGAN
INI
1.
Tidak mendapat pertolongan Alloh
Firman Alloh :
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ
“Janganlah
orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (penolong) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri
dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap
diri (siksa)-Nya. Hanya kepada Allah kembali(mu).” (Ali Imran: 28)
2.
Mendapat siksa dari Alloh
Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ
أَوْلِيَاءَ
مِنْ
دُونِ
الْمُؤْمِنِينَ
أَتُرِيدُونَ
أَنْ
تَجْعَلُوا
لِلَّهِ
عَلَيْكُمْ
سُلْطَانًا
مُبِينًا
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata
bagi Allah (untuk menyiksamu)?” [QS. An-Nisaa’ : 144].
Maksudnya adalah : alasan
yang jelas untuk menyiksa kalian. Sesungguhnya Kami (Alloh) telah
memperingatkan kalian dari bahaya tersebut, dan kami telah kabarkan mafsadat
yang terkandung di dalamnya. Maka orang-orang yang menerjang hal ini setelah
penjelasan-penjelasan tadi wajib untuk mendapat hukuman.” [tafsir as Sa’di surat an
Nisa’ : 144]
3.
Berbuah kepada kekufuran
Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى
أَوْلِيَاءَ
بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ
وَمَنْ
يَتَوَلَّهُمْ
مِنْكُمْ
فَإِنَّهُ
مِنْهُمْ
إِنَّ
اللَّهَ
لَا
يَهْدِي
الْقَوْمَ
الظَّالِمِينَ
”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim” [QS. Al-Maaidah : 51].
Berkata Abu Ja’far tentang firman-Nya ta’ala : ’Barangsiapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka’. Maknanya yaitu barangsiapa yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nashrani
sebagai pemimpin selain dari orang-orang yang beriman, maka ia termasuk
golongan mereka. Ia melanjutkan : Karena barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai pemimpin dan menolong
mereka untuk memerangi kaum mukminin, maka ia termasuk penganut agama mereka.
Karena, tidaklah ada orang yang menjadikan seseorang sebagai pemimpin melainkan
ia bersamanya dan bersama agamanya dalam keadaan rido. Jika ia meridoinya dan meridoi agamanya, maka ia akan memusuhi dan membenci apa-apa yang
menyelisihinya. Maka berubahlah hukum orang yang ia ikuti tadi menjadi hukumnya. [Tafsir At-Thobari, 10/400].
ORANG MUKMIN ITU WALINYA
JUGA ORANG MUKMIN
Ini merupakan kewajiban
yang harus kita laksanakan. Alloh berfirman :
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ
الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ * وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ
آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
”Sesungguhnya penolong
kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan
barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang”
[QS. Al-Maaidah : 55-56].
SEMPURNAKAN IMAN
Oleh karena
itu sempurnakanlah iman kita dengan hanya berloyal hanya kepada kaum mukminin.
Rosululloh bersabda :
مَنْ
أَحَبَّ للهِ وَ أَبْغَضَ للهِ وَ أَعْطَى للهِ وَ مَنَعَ للهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ
الإيْماَنَ
“Barang siapa mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh,
memberi karena Alloh, menahan karena Alloh sungguh ia telah menyempurnakan
iman” [Silsilah as Shohihah, no. 308]
Ibnu Abbas
berkata :
مَنْ
أَحَبَّ فِي اللهِ وَأَبْغَضَ فِي اللهِ وَوَالَى فِي اللهِ وَعَادَى فِي اللهِ،
فَإِنَّمَا تَنَالُ وِلَايَةَ اللهُ بِذَلِكَ، وَلَنْ يَجِدَ عَبْدٌ طَعْمَ
الْإِيْمَانِ-وَإِنْ كَثُرَتْ صَلَاتُهُ وَصَوْمُهُ-حَتَّى يَكُونَ كَذَلِكَ،
وَقَدْ صَارَتْ عَامَّةُ مُؤَاخَاةِ النَّاسِ عَلَى أَمْرِ الدُّنْيَا، وَذَلِكَ
لاَ يُجْدِي عَلَى أَهْلِهِ شَيْئًا
“Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, membela karena Allah
, dan memusuhi karena Allah , maka dengan itu ia peroleh loyalitas dari Allah .Seorang
hamba tidak akan mendapatkan manisnya iman meskipun banyak shalat dan puasanya sampai ia dapat
merealisasikan hal tadi. Sungguh, kebanyakan persaudaraan manusia adalah karena
urusan dunia (bukan lagi karena Allah ), dan yang seperti itu tidaklah memberi
manfaat sedikit pun untuk pelakunya.” [al wala’ wal
baro’ fil islam Muhammad bin Sa’id al qohtoni hal 51]
PENUTUP
Saudaraku janganlah kita
korbankan akherat kita hanya karena seklumit serpihan dunia yang fana ini,
jangan sampai hanya gara-gara harta lantas kita berikan kecintaan, loyalitas
dan totalitas utama kita untuk mereka (orang-orang kafir), jangan sampai
musibah ini (berloyal kepada orang kafir) menimpa kita, jangan sampai kita
menjadi sasaran fitnah mereka. Alloh berfirman :
رَبَّنَا
لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ
أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi
orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa
lagi Maha Bijaksana.”
[QS. Al Mumtahanah : 5]
Berkata syeikh
sa’di : maksudnya adalah : “(wahai Tuhan kami) janganlah Kau kuasakan mereka
atas kami karena dosa-dosa kami, sehingga mereka bisa memberikan fitnahnya kepada
kami dan menghalang-halangi kami (menggunakan kemampuan yang mereka miliki)
dari keimanan. Sesungguhnya mereka itu jika melihat mereka berkuasa, mereka
menyangka bahwa mereka berada di atas kebenaran, dan kita yang berada di atas
kebatilan, maka bertambahlah kekufuran dan perbuatan melampaui batas mereka. [ tafsir as
Sa’di surat Al Mumtahanah : 5]
Ingatlah akherat adalah
tujuan utama kita, ingat firman Alloh :
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
“Sedang
kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al
A’la : 7).
Allohu a’lam
bisshowwab
Ibnu ram [ 09092012]
Bacaan : al wala’ wal baro’ fil islam Muhammad bin
Sa’id al qohtoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar